Negeri Pesona

Merupakan blog nusantara yang menyajikan informasi mengenai keadaan geografis dan budaya.

Latar Belakang dan Sejarah

Provinsi Jambi dengan ibukotanya Jambi berada ditengah Pulau Sumatera yang terbentang mulai dari pegunungan Bukit Barisan di bagian Barat Pulau Sumatera hingga ke kawasan pantai rawa-rawa di Timur yang berhadapan dengan Selat Malaka. Wilayah administrasinya terdiri dari kota Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Provinsi ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang mengesankan khususnya berada di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat. Di kawasan taman nasional terdapat gunung tertinggi di Sumatera, gunung Kerinci, 3.805 meter, dan sungai terpanjang di Sumatera, Sungai Batang Hari, yang berasal dari mata air gunung Rasam 2.585 meter yang berada di wilayah Sumatera Barat, dari pegunungan tersebut turun air mengalir hingga membentuk Sungai Batang Hari yang luas biasa jauhnya hingga 800 km menuju pantai Timur hingga mengalir ke selat Malaka.
Latar Belakang dan Sejarah
Pada awal abad VII, sebuah kerajaan Melayu tua muncul di dekat muara Sungai Batang Hari. Kerajaan ini menguasai pelabuhan tua yang terdapat di muara sungai. Menurut literature Cina, kerajaan Melayu tua ini memiliki sekitar 5000 pasukan. Perdagangan di pelabuhan berkembang pesat dan mampu menarik perhatian kerajaan besar Sriwijaya di Palembang. Pada tahun 686, kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukkan kerajaan Melayu tua dan menguasai pelabuhannya. Pada awal abad X, kerajaan Sriwijaya membangun komplek candi yang sangat luas di Muara Jambi yang terletak sekitar 26 km di Timur ibukota Jambi sekarang. Di muara Jambi ini juga dibangun saluran air dan tempat penyimpanan air.  Para ahli sejarah memperkirakan Muara Jambi sebagai ibukota Kerajaan Melayu tua yang berada di bawah pengawasan Kerajaan Sriwijaya. Ketika kerajaan ini runtuh pada awal abad  XI, maka kekuasaan Sriwijaya atas Kerajaan Melayu tua berakhir pula. Runtuhnya Sriwijaya menyebabkan kerajaan Melayu di Jambi sempat menjadi kerajaan yang merdeka hingga kedatangan Kerajaan Majapahit dari Jawa yang kembali menaklukkan daerah ini pada tahun 1278-1520. Setelah runtuhnya Majapahit, Melayu kemudian berada dibawah pengaruh kerajaan Minangkabau, Sumatera Barat. Agama Islam masuk ke Jambi pada abad XVI bersamaan dengan kedatangan orang-orang Belanda. Di tahun 1616, kantornya di Jambi yang kemudian membuat kerjasama dagang dengan penguasa Melayu, Sultan Muhammad Nakhruddin. Belanda juga berhasil mendapatkan hak monopoli dalam perdagangan lada yang banyak dihasilkan dari wilayah Jambi. Pada tahun 1901, Belanda memindahkan kantor dagangnya ke Palembang, Sumatera Selatan dan melepaskan pengawasan atas Jambi. 
Kota Jambi, ibukota Provinsi Jambi memiliki ciri yang merupakan perpaduan antara kota modern dan tradisional. Jambi penduduk asi tetap mempertahankan gaya hidup tradisional mereka, sebagian dari mereka masih tinggal di atas rumah-rumah rakit yang terapung di tepi sungai Batang Hari yang luas atau di rumah-rumah panggung tidak jauh dari pusat keramaian kota. Di sisi lain Jambi adalah sebuah kota bisnis yang cukup modern dan sebagian besar dihuni oleh kaum pedatang yang berasal dari berbagai etnis seperti Minangkabau, Melayu, Banjar, Bugis, Jawa, Arab dan Cina. Masyarakat pedatang inilah yang memutar roda perekonomian Jambi dan memberikan sentuhan modern kepada kota ini.
Muara Jambi, merupakan sebuah kompleks candi besar yang dulunya diperkirakan sebagai kota jambi tua, ibukota kerajaan Melayu tua yang pernah mencapai puncak kejayaan pada sekitar 10 abad yang lalu. Kompleks candi ini merupakan peninggalan kebudayaan dari zaman Hindu dan Budha yang paling penting dan kompleks peninggalan sejarah yang terbesar di Sumatera. Sebagian besar candi-candi yang terdapat di tempat ini berasal dari abad IX hingga XIII, ketika kekuasaan Jambi mencapai puncaknya. Tempat ini kemudian diserang dan dihancurkan pada tahun 1377, para penyerangnya diperkirakan pasukan dari Birma (Siam) karena di tempat ini pernah ditemukan benda-benda yang berasal dari Birma, seperti patung-patung Budha dari perunggu dan batu. Selama berabad-abad lokasi ini sempat tertutup semak belukar di tengah hutan dan dilupakan orang, hingga kemudian ditemukan kembali pada tahun 1920 oleh suatu ekspedisi militer dari Inggeris yang dikirim untuk mempelajari wilayah tersebut. Kompleks candi Muara Jambi ini berada di suatu wilayah seluas 12 km2  yang membentang sepanjang lebih dari 7 km di tepi Sungai Batang Hari. Di kompleks ini terdapat delapan candi besar yang beradi di tengah areal yang dikelilingi tembok. Tiga dari candi ini telah dipugar sesuai dengan bentuk aslinya. Sebagian dari candi-candi besar didampingi oleh sejumlah candi kecil yang disebut candi perwara. Di kawasan kompleks juga terdapat gundukan batu-batu yang disebut menopo yang merupakan sisa-sisa dari bangunan yang pernah berdiri di tempat itu seperti misalnya tempat tinggal pendeta atau petinggi kerajaan. Pulaua Berhala terletak yang terletak di Selat Berhala dengan menyusuri sungai Batang Hari, pulau yang kecil nan indah dengan pasir putih yang belum tercermar dihiasi dengan berbagai bentuk batu karang. Kuala Tangkal dikenal sebagai tempat penjualan barang-barang import dengan harga miring. Terutama barang-barang import dari Jepang, Singapura, dan Taiwan, akan ramai bila akhir pecan yaitu hari sabtu dan minggu.
Kabupaten Kerinci terletak di sebelah Barat Provinsi Jambi memiliki sejumlah obyek wisata alam yang indah. Kerinci merupakan sebuah lembah subur yang berbatasan dengan pegunungan Bukit Barisan. Wilayah pegunungan  kerinci memilik puncaknya yang tertinggi di Gunung Kerinci 3.805 meter tertinggi di Sumatera dan tertinggi kedua di Indonesia.
Taman Nasional Kerinci Seblat, merupakan kawasan perlindungan alam meliputi wilayah seluas satu setengah juta hektar yang terletak pada empat wilayah provinsi yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Wilayah taman nasional ini meliputi kawasan lembah, pegunungan, hutan dan danau menjadikan taman nasional sebagai salah satu wilayah yang paling indah di Sumatera. Sebagian wilayah taman nasional terletak di pegunungan Bukit Barisan, mulai dari utara, dekat Padang (Sumatera Barat), hingga Curup (Bengkulu), Padang (Sumatera Barat), dan Lubuk Linggau di selatan. Sekitar 40 persen wilayah taman nasional berada di Provinsi Jambi. Satu-satunya akses untuk menuju ke taman nasional adalah melalui Sungai Penuh. Sebagian besar wilayah taman nasional merupakan kawasan hutan tropis lebat yang menjadi kawasan perlindungan terakhir bagi hewan-hewan langka yang terancam kepunahan. Kawasan hutan taman nasional merupakan rumah bagi hewan-hewan yang dilindungi seperti, harimau, badak, gajah, beruang, tapir dan lain-lain. Kawasan taman nasional ini juga kaya dengan aneka tumbuhan termasuk bunga terbesar di dunia rafflesia arnoldi. <Selanjutnya Danau Kerinci>

    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

  1. Bukti adanya peradaban bukan saja bangunan, komplek² pemakaman tua di dua kampung jambi kecil,dan jambi tulo, dg jumlah yg cukup banyak...hampir ribuan makam tanpa riwayat....itu pertanda adanya peradaban masa lalu. Melayu jambi Islam.

    BalasHapus